Tujuan utama dalam mengajarkan olahraga di dalam pendidikan jasmani adalah untuk kesenangan, keterlibatan aktif, dan peningkatan keterampilan siswa yang bedampak positif terhadap hidupnya. Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut akan tercapai dan tidaknya tergantung pada bagaimana metode/ pendekatan keterampilan mengajar yang diterapkan guru kepada siswa dalam mengajar.
Selama ini dalam proses pengajaran pendididikan jasmani di sekolah masih ada guru yang menganut sistem pendekatan yang bersifat tradisional, yang menekankan pengajaran hanya pada penguasaan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga. Meskipun format/ konsep pengajaran seperti itu memang bisa meningkatkan penguasaan teknik siswa, tetapi kekurangannya adalah bahwa keterampilan teknik dasar diajarkan kepada siswa sebelum siswa mampu memahami keterkaitan atau relevansi teknik-teknik dasar tersebut dengan penerapannya di dalam permainan yang sebenarnya, akibatnya sifat kesinambungan dari implementasi teknik dasar ke dalam permainan menjadi terputus. Untuk menghindari hal tersebut sekarang sudah dikenal suatu sistem pendekatan yang dirasakan lebih cocok untuk diterapkan dalam mengajar penjas terutama yang terkait dengan mengajar untuk olahraga-olahraga yang bersifat permainan yaitu sistem "pendekatan taktis".
Pengajaran melalui pendekatan taktis ini berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih teknik dasar dan aflikasi dari pada teknik dasar tersebut ke dalam keterkaitannya dalam kemampuan taktis bermain, sehingga mampu merangsang siswa untuk befikir dan menemukan sendiri alasan-alasan yang melandasi gerak dan penampilannya (peformance). Selain itu sistem pendekatan taktis ini dapat dipakai untuk menghindari dari ketidak tercapaiannya tujuan/ target kompetensi yang diajarkan karena minimnya pasilitas yang ada pada sekolah, ataupun dikarenakan alokasi waktu yang sedikit yang diberikan untuk mata pelajaran penjas ini.
Dalam pelaksanaannya pendekatan taktis ini memanfaatkan bentuk-bentuk permaianan yang dimodifikasi. Penulis contohkan di sini misalnya pada permainan bola voli, bentuk modifikasinya seperti ukuran lapangan diperkecil, tinggi tiang net diperpendek, jumlah pemain bisa dikurangi atau ditambah. Modifikasi ini disesuaikan dengan kemampuan keterampilan siswa dan sarana yang ada.
Di bawah ini penulis paparkan salah satu contoh sederhana penerapannya dalam praktik. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Bentuk beberapa kelompok siswa yang terdiri dari tiga orang. Tiga orang siswa pertama tempatkan dilapangan (setengah lapangan) dengan posisi membentuk segitiga dengan masing-masing memiliki tugas, orang kesatu bertugas sebagai penerima bola pertama yang akan diberikan kepada orang kedua yang bertindak sebagai pengumpan (tosser), dan orang ketiga sebagai spaiker.
2. Setelah menempati posisi sesuai dengan tugasnya masing-masing latihan dapat dimulai dengan memainkan bola diawali oleh guru yang memberikan bola kepada orang pertama selanjutnya dari orang pertama diberikan kepada orang kedua dengan cara di passing dan dari orang kedua selanjutnya diumpankan kepada orang ketiga untuk di smash.
3. Setelah selesai melakukan latihan yang pertama maka siswa diputar bergantian posisi, orang kesatu diganti oleh orang ketiga, orang kedua diganti oleh orang kesatu, dan orang ketiga diganti oleh orang kedua dan seterusnya sampai semua siswa dapat melakukan dan merasakan posisi-posisi tersebut. Setelah semuanya selesai ganti dengan kelompok berikutnya. Lakukan hal yang sama seperti penjelasan di atas. Lihat gambar.
4. Setelah semua kelompok selesai berlatih dapat dilanjutkan dengan game dalam bentuk yang dimodifikasi sesuai dengan kemampuan keterampilan siswa.
1. Bentuk beberapa kelompok siswa yang terdiri dari tiga orang. Tiga orang siswa pertama tempatkan dilapangan (setengah lapangan) dengan posisi membentuk segitiga dengan masing-masing memiliki tugas, orang kesatu bertugas sebagai penerima bola pertama yang akan diberikan kepada orang kedua yang bertindak sebagai pengumpan (tosser), dan orang ketiga sebagai spaiker.
2. Setelah menempati posisi sesuai dengan tugasnya masing-masing latihan dapat dimulai dengan memainkan bola diawali oleh guru yang memberikan bola kepada orang pertama selanjutnya dari orang pertama diberikan kepada orang kedua dengan cara di passing dan dari orang kedua selanjutnya diumpankan kepada orang ketiga untuk di smash.
3. Setelah selesai melakukan latihan yang pertama maka siswa diputar bergantian posisi, orang kesatu diganti oleh orang ketiga, orang kedua diganti oleh orang kesatu, dan orang ketiga diganti oleh orang kedua dan seterusnya sampai semua siswa dapat melakukan dan merasakan posisi-posisi tersebut. Setelah semuanya selesai ganti dengan kelompok berikutnya. Lakukan hal yang sama seperti penjelasan di atas. Lihat gambar.
4. Setelah semua kelompok selesai berlatih dapat dilanjutkan dengan game dalam bentuk yang dimodifikasi sesuai dengan kemampuan keterampilan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar