Senin, 21 Februari 2011

CEDERA OLAHRAGA DAN MACAM-MACAMNYA, SERTA SEBAB-SEBAB TERJADINYA CEDERA

Tulisan ini saya kutip dari sebuah buku yang berjudul “Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga” oleh Prof. dr. Hardianto Wibowo.

A. Sport Injuries (cedera olahraga)

Yang dimaksud dengan sport injuries (cedera olahraga ) adalah segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu latihan maupun pada waktu berolahraga (pertandingan) ataupun sesudahnya. Bagian yang biasanya mengalami cedera adalah tulang, otot, tendo, serta ligamentum. 

Dengan demikian pengetahuan tentang cedera olahraga berguna untuk mempelajari terjadinya cedera olahraga, mengobati/menolong/menaggulangi (kuratif), serta tindakan preventif (pencegahan)

Di dalam ilmu kesehatan diutamakan tindakan preventif (pencegahan) dari pada tindakan kuratif (pengobatan) karena :
1. Mencegah memerlukan biaya yang lebih ringan dari pada mengobati
2. Jika tindakan pengobatan tidak sempurna akan dapat menimbulkan cacat/invalid
3. Ketika sakit dapat mengurangi daya produktivitas.

Dengan mengetahui ilmu cedera olahraga, pelatih atau guru olahraga selain dapat dapat menangani anak didiknya yang cedera, juga dapat mencegah kemungkinan timbulnya cedera. Dari data-data dapat dibuat kesimpulan menganai kemungkinan-kemungkinan cedera yang terjadi, yaitu besarnya persentasi cedera berdasarkan macam cabang olahraga (data-data di bawah ini diambil dari perpustakaan asing, yang sudah tentu akan berbeda keadaannya bila data itu berasal dari Indonesia).
1. Body contact sport, misalnya :
    Rugby              = 20 %
    Sepakbola        = 23 % 
    Yudo                 =   2 %
    (45 %)

2. Non body contact sport :
    Permainan dengan raket :
    Tenis                     = 9 %
    Lain-lain               = 7 %
    (16 %)

    Senam                   = 3,5 %
    Atletik                   = 11 %

    Mendayung
    Angkat berat
    (11 %)

    Vehicular              = 4,5 %
    Lain-lain               =  9%

Distribusi dalam %

Kepala                                              = 1 %
Leher                                                = 1,5 %
Lengan                                             = 14 %
Badan                                               = 1 %
Punggung                                         = 16 %
Tangan dan pergelangan tangan  = 4 %
Pinggang/ pinggul                           = 5,5 %
Paha                                                  = 9 %
Lutut                                                 = 22,5 %
Kaki/tungkai bawah                       = 10 %
Tumit                                                = 14 %
Telapak kaki                                    = 1,5 %

Lutut paling besar persentasi cederanya karean berfungsi ganda, yaitu sebagai penggerak dan penahan berat badan sehingga kemungkinan cederanya makin besar.

Berdasarkan macamnya cedera, maka cedera olahraga dapat dibagi atas penyebabnya :
1. External violence (sebab-sebab yang berasal dari luar)
Adalah cedera yang timbul/terjadi karena pengaruh atau sebab yang berasal dari luar, misalnya :
a. Karena body contact sport : sepak bola, tinju, karate dan lain-lain.
b. Karena alat-alat olahraga : stick hokey, bola, raket, dan lain-lain
c. Karena keadaan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya cedera, misalnya : keadaan lapangan yang tidak memenuhi persyaratan. Balap mobil, motor, dan sebagainya.

Luka yang timbul dapat berupa lecet, robekan kulit, robekan otot-otot, tendo/memar, fraktur, dapat sampai patal.

2. Internal violence (sebab-sebab yang berasal dari dalam)
Cedera ini terjadi karena kordinasi otot-otot dan sendi yang kurang sempurna sehingga menimbulkan gerakan-gerakan yang salah dan mengakibatkan cedera. Ukuran tungkai/kaki yang tidak sama panjangnya, kekuatan otot-otot yang bersifat antagonis tidak seimbang dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi juga karena kurangnya pemanasan, kurang konsentrasi ataupun si atlet dalam keadaan fisik dan mental yang lemah. Macamnya cedera dapat berupa robek otot, tendo atau ligamentum.

3. Over-use (pemakaian terus menerus/terlalu lelah)
Cedera ini timbul karena pemakaian otot yang berlebihan atau terlalu lelah. Cedera karena over-use menempati 1/3 dari cedera olahraga yang terjadi. Biasanya cedera akibat over-use terjadi secara perlahan-perlahan (bersifat kronis). Gejala-gejalanya dapat ringan, yaitu kekuatan otot, strain, sprain, dan yang paling berat adalah terjadinya stress fraktur.
Cedera berdasarkan berat ringannya dapat dibagi menjadi :
1. Cedera ringan
Adalah cedera yang tidak diikuti kerusakan yang berarti pada jaringan tubuh kita. Misalnya, kekakuan dari otot dan kelelahan. Pada cedera ringan biasanya tidak diperlukan pengobatan apapun, dan akan sembuh dengan sendirinya setelah istirahat beberapa waktu.
2. Cedera berat
Adalah cedera yang serius, dimana pada cedera tersebut kita jumpai adanya kerusakan jaringan pada tubuh kita. Misalnya : robeknya otot, ligamentum maupun fraktur/patah tulang.
Kriteria cedera berat :
a. Kehilangan substansi dan kontinuitas
Ini berarti karena cedera maka akan menyebabkan robekan jaringan, misalnya : kulit, otot, tendo hingga kontiunitas/keutahan jaringan trganggu/ terputus.
b. Rusaknya atau robeknya pembuluh darah
Kerena ada robekan jaringan maka ada pembuluh-pembuluh darah yang ikut robek, akibatnya darah keluar ke jaringan sekitarnya
c. Peradangan setempat ditandai dengan :
Kalor : panas
Rubor : merah
Tumor : bengkak
Dolor : nyeri
Fungsi-oles : tidak dapat dipergunakan lagi.


Sumber pustaka : Hardianto Wibowo, (2008). “ Pencegahan dan Penatalaksanaan Olahraga”. (Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta)

1 komentar:

Widget By: Forantum